Clock



I made this widget at MyFlashFetish.com.

v

Sabtu, 28 Mei 2011

The 1st and The Latest Love



Author : Sari Rosiati Nur K ( Han Soo Mun )
Tittle : The 1st and The Latest Love
Genre : Life, Romance, Teen

Cast : 

·         Nam Jihyun
·         Go Min Young
·         Soohyun ( UKISS )
·         Kiseop ( UKISS )
 
Disclaimer : I don’t have the 3rd and the 4th cast, just the 1st and the  2nd, allowed with management agreement. Story telling about the imagination and the creativasion with some real. More moral value for the teen readers. Complainment just send message to the writer or write under the story.

Nam Jihyun’s Side

Hi, perkenalkan. Naneun Jihyun imnida, Nam Jihyun. Saat ini umurku beranjak 16 tahun. Aku ingin mencurahkan isi hatiku. Tentang seseorang yang sangat aku cintai. Tentang perjalanan hidupku.
Saat ini aku menginjak tahun ke-dua di Moonjang High School. Aku mempunyai banyak teman disini. Go Min Young, sahabatku. Kiseop, teman sepermainanku. Dan … Shin Soo Hyun, cinta pertamaku. Entah mengapa setiap aku membicarakan sesosok namja ini, aku merasa detak jantungku semakin berdegup. Apalagi jika aku sedang berpapasan dengannya, seluruh tubuhku seakan berkeringat. Dan tidak bisa bergerak. Mungkin ini yang dinamakan cinta….

Wednesday, 1 December 2010

The Latest Month, bulan terakhir yang aku tunggu-tunggu. Entah mengapa aku selalu mengimpikan saat-saat ini. Karena setiap pergantian tahun ini, aku selalu bertemu dengannya. Shin Soo Hyun. Namja yang tidak bisa hilang dari pandanganku saat aku berhadapan dengannya. Setiap aku pergi kekuil dimana menanti tahun yang baru dan kehidupan yang baru yang akan segera datang, aku selalu melihatnya. Bersama keluarga dan teman-temannya. Ia sungguh tampan saat mengenakan pakaian adat. Membuatnya tampak kalem. Aku suka itu.

Friday, 31 December 2010

Hari yang aku tunggu-tunggu. Dan ya, aku melihatnya. Vitamin mataku malam ini, haha. Aku senang bisa bertemu dan mengobrol sebentar dengannya. Walau hanya sebentar, aku bisa menyimpulan bahwa dia mengenalku. Padahal kita beda kelas, dan tidak pernah kenal sebelumnya. Namun aku sering melihatnya bercakap-cakap dengan Kiseop. Suatu perbuatan yang salah Kiseop tidak memperkenalkanku dengan namja satu ini, awas kau Kiseop! Haha

Dari beberapa percakapan kami tadi, aku jadi mengerti bahwa dia adalah anak yatim. Aku sangat mengerti bagaimana perasaanya ditinggal sosok seorang ayah. Pasti sangat menyedihkan sekali, karena aku juga mengalaminya..yang lebih membuatku terkesan akan kerja kerasnya yang ternyata mendapat beasiswa, dia seorang diri harus mengurus dan menghidupi keluarganya. Eomma dan adik perempuannya…Ternyata seorang Shin Soo Hyun orang yang aku sukai bekerja paruh waktu di sebuah restoran siap saji sebagai seorang chef. Satu hal baru lagi yang aku ketahui dari dirinya, ternyata dia jago memasak sampai-sampai diterima di restoran itu hihi ^^

Monday, 2 January 2011

Hari pertama masuk sekolah di musim panas ini. Yak, aku siap! Satu yang membuatku lebih bersemangat hari ini, padahal biasanya memasuki awal musim panas rasanya malas sekali kalau disuruh berangkat sekolah..hihi Shin Soo Hyun, dialah yang memanggil kembali semangatku dihari yang panas ini. Yah, setidaknya jika aku bertemu atau berpapasan dengannya bisa menyapa kan? Mengingat pertemuan kita akhir tahun lalu. Yap! Hari ini menginjak hari kedua tahun 2011. Aku berharap jika dia ada waktu mau menyapaku dan kita bisa mengulang kembali saat-saat kita mengobrol berdua di tengah terangnya bulan saat menyambut tahun baru kemarin ~ ~

Hari yang sangat menyenangkan, akhirnya Kiseop mengenalkanku dengan Soo Hyun! Wah, walaupun aku sudah mengenalnya duluan, tapi setidaknya kita bisa lebih akrab. Kita bertiga mengobrol banyak di kantin saat istirahat. Min Young sedang ada urusan dengan guru Kim, jadi kami hanya bertiga saja. Tapi saat aku hendak mengambil jus yang sudah aku pesan, tiba-tiba saja kepalaku berputar..entah mengapa keseimbangan tubuhku otomatis menurun dan aku terjatuh, tapi aku tidak sampai pingsan. Aku masih setengah sadar dan menyadari kegaduhan di kantin karena aku menyenggol nampan di mejaku hingga terdengar suara gelas pecah sewaktu aku jatuh tadi. Suara Kiseop dan Soo Hyun samar-samar aku dengar, mereka terlihat mengkhawatirkanku. Tapi pusing ini tidak bisa aku tahan, dan akhirnya aku pingsan. Saat aku terbangun ternyata aku sudah ada di rumahku sendiri, dikamarku. Aku kira mereka akan membawaku kekelas atau UKS. “ Aku yang meminta ijin guru Cho untuk membawamu pulang “ kata Soo Hyun. Aku sangat terharu mendengar kata Soo Hyun tadi…ternyata dia sangat perhatian orangnya, dan bertanggung jawab. Jantungku rasanya berdegup semakin kencang saat dia memeriksa dahiku, apakah aku panas atau tidak. Ugh…tapi pusing itu muncul lagi! Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku saat ini, tapi rasanya aku mau mati….aku sungguh mati rasa…

Sunday, 16 January 2011

Hari ini eomma mengantarku ke Rumah sakit, ia memaksaku memeriksakan keadaanku yang kahir-akhir ini terlihat janggal. Aku memang 2 minggu ini sering pusing-pusing dan tiba-tiba pingsan. Apalagi saat upacara, aku sering tidak kuat berdiri lama-lama di bawah teriknya sinar matahari pagi. Rasanya pusing sekali, sampai-sampai keringat dingin menyambangi seluruh tubuhku. Padahal dulu aku sangat khidmat saat melaksanakan upacara di pagi hari, tapi entah apa yang terjadi akhir-akhir ini aku merasa ada yang janggal dengan diriku. Min Young, Kiseop dan bahkan Soo Hyun pun memaksaku untuk segera memeriksakan keadaanku akhir-akhir ini. Yah, demi mereka akhirnya aku mau di bawa ke sini.

Saat dokter memeriksa keadaanku, aku merasa ada yang menarik darinya. Baju putihnya, suara sepatu suster yang merdu saat beradu dengan lantai Rumah Sakit ini, dan bau khas Rumah Sakit. Aku merasa ada sesuatu yang menarikku untuk mengetahui lebih dalam tentang ini. Setelah selesai memeriksaku, dokter menyarankanku untuk segera cek laboraturium. Karena bila tidak dokter sendiri juga tidak tahu apa yang terjadi denganku. Akhirnya hari ini juga aku cek laboraturium. Semoga tidak terjadi apa-apa denganku ….

Sunday,23 January 2011

Saatnyamengambil hasil laboraturium seminggu yang lalu..aku memang agak sibuk kahir-akhir ini. Untuk mempersiapkan ujian akhirku, jadi wajarkan aku tidak ada waktu karena belajar bersama Kiseop dan Min Young setiap hari. Dokter menyambutku dan eomma dengan ramah seperti sebelumnya, dan mempersilahkan aku duduk. Lalu dokter menyuruh suster untuk mengambil hasilku. Dan beberapa saat suster itu kembali dengan kertas coklat di tangannya. Dokter membukanya, aku deg-degan dengan hasil yang akan aku terima. Seperti menunggu hasil raportku yang selalu merah. “ ahjuma, Jihyun, ada 2 kabar untuk kalian. Kabar buruk dan kabar baik, kalian mau mendengar yang mana dulu? “ Tanya dokter kepada kami. Berkata begitu aku langsung menjawab, kabar buruk. Aku tidak bisa menebak ekspresi wajah dokter saat menggelengkan kepalanya sambil membaca hasil itu. “ Kabar buruknya adalah ….. Jihyun mengidap kanker “ DEG! Jantungku rasanya berhenti berdetak, wajahku memucat, tanganku bergetar, keringat dingin keluar dari setiap pori-pori tubuhku, tanganku berkeringat, mataku berat sekali menyadari akan hal itu. Aku menangis, menangis dipelukan eomma. Eomma juga tak kalah kaget mendengar hasil itu…entah apa yang tuhan rencanakan, hingga menghadapkanku dengan kenyataan pahit ini. Kanker. Itu adalah penyakit mematikan dan sampai saat ini setiap orang yang mengidap penyakit itu …. Pasti …
“ Kabar baiknya … kanker yang Jihyun alami baru dalam tahap atau stadium 2, walaupun kami tidak bisa sepenuhnya mengobati tapi kami masih bisa memperpanjang kemungkinan yang akan terjadi. Jalan satu-satunya dengan kemoterapi … “ Aku benar-benar shock dan tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku tidak bisa berhenti menangis dipelukan eommaku. Apa dosaku hingga tuhan memberikanku cobaan seperti ini? Apakah memang sampai disini aku bisa merasakan kehangatan orang-orang yang aku cintai di dunia ini? Disaat aku sudah mulai dekat dengan lelaki yang aku cintai, disaat aku berjuang demi masa depan yang lebih cerah…

Tuesday,1 February 2011

Akhirnya aku menjalani kemoterapi yang dokter sarankan. Aku memang awalnya tidak terima dengan apa yang aku alami ini, tapi seiring berjalannya waktu aku mulai menerima anugrah ini. Dengan datangnya penyakit ini, aku jadi lebih mengerti akan pentingnya hidup. Pentingnya mendapat kasih sayang selama di dunia ini, aku bersyukur mendapat keluarga dan teman-teman yang mengerti akan keadaanku. Walaupun aku sempat menangis saat aku memberitahukan pada mereka kenyataan pahit ini. Satu yang bisa aku ambil dari kejadian ini…mereka benar-benar menyayangiku,menganggapku lebih dari sekedar sahabat. Dan Soo Hyun oppa, aku mulai mengerti akan perasaannya. Ternyata selama ini dia juga mencintaiku. Betapa buruknya hatiku saat ini, antara perasaan bahagia cintaku tidak bertepuk sebelah tangan, namun rasa kecewa seiring berjalannya waktu tuhan akan memisahkan kita. Tapi walaupun begitu aku tetap, akan selalu, benar-benar dan akan selamanya mengenangnya di dalam hatiku sebagai seorang yang aku cintai. Sebagai cinta pertama…dan terakhirku….

Bukan apa-apa … aku mengikuti kemoterapi yang sangat menyiksa fisik dan batinku ini, hanya untuk memperpanjang waktuku bersama mereka. Daripada pasrah dan menangisi keadaanku ini, aku bertekad untuk tetap tegar. Menghadapi semua ini dengan senyuman walau menyakitkan. Aku ingin meninggalkan kenangan yang terindah yang bisa mereka kenang jika aku tiada nanti. Aku ingin lebih mendekatkan diri kepada yang maha pencipta. Ingin lebih memperbanyak waktu bersama keluarga dan sahabat-sahabatku yang aku cintai. Aku bahkan sempat berpikir, jika aku sudah tiada nanti, dan bila aku masuk ke surga … aku ingin bertemu dengan appa Soo Hyun oppa, aku ingin berterimakasih kepadanya bahwa memiliki anak setulus dia. Aku ingin bercerita banyak tentangnya kepada appa…

Tuesday,10 May 2011

Stadium akhir, dan akhir hidupku. Aku tidak bisa membayangkan seperti apa keadaanku saat ini. Rambut rontok semua hingga rambutku akhirnya di pangkas habis. Tubuh kurus kering karena berat badan turun 15 kg hingga beratku saat ini hanya 22 kg. Wajah pucat pasi, berkeriput walau aku masih muda. Tubuh lemah yang terbaring di ranjang Rumah Sakit dan tidak bisa berbuat apa-apa karena sepasang kakiku lumpuh. Bahkan tangan kirikupun tidak bisa digerakkan. Indera pendengaranku yang berkurang karena penyakit kanker ini. Mulutku pun tidak bisa mengucapkan sepatah katapun. Aku tidak bisa membayangkan keadaanku yang parah ini. Aku melihat eommaku menangis setiap malam saat menungguiku. Sahabat-sahabatku yang setia setiap pulang sekolah selalu berkunjung untuk sekedar menengok kemajuan yang dinanti-nanti. Kami tidak menyangka akan berjalan secepat ini. Bahkan perjuanganku melawan siksaan batin dan fisik saat mengikuti kemoterapi yang menyakitkan itu sia-sia belaka. Bukannya memperpanjang peluangku untuk lebih lama bersama mereka semua, orang yang aku cintai. Malah seperti ini kejadiannya. Soo Hyun oppa bahkan rela meninggalkan kerja paruh waktunya setiap malam untuk menungguiku bersama eomma di Rumah Sakit ini. Aku sebenarnya kasihan kepada Soo Hyun oppa, tapi aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Untung kedua belah mata dan tangan kanaku masih bisa berfungsi dengan baik, setidaknya aku bisa menunjukkan kekuatanku di tengah-tengah kelemahan ini. Aku masih bisa tersenyum, masih bisa memegang kedua tangan eomma dan Soo Hyunn oppa saat aku ingin tidur setiap malam, aku masih bisa menggerakkan tangan kananku jika aku ingin buang air kecil atau buang air besar. Aku sangat bersyukur. Aku yakin tuhan memberikanku pilihan yang terbaik selama aku hidup di dunia ini.

Wednesday, 1 June 2011

Salah satu kelebihan yang saat ini aku terima dengan mengucapkan syukurpun telah hilang. Tangan kananku benar-benar mati rasa. Sudah tidak berfungsi lagi untuk aku gunakan. Kini yang aku miliki hanyalah sepasang bola mata dengan pendengaran yang tidak begitu baik. Aku benar-benar putus asa. Namun Soo Hyun oppa selalu memberiku semangat, memberiku dorongan untuk terus berjuang untuk bisa sembuh. Padahal dia juga mengerti akan apa yang akan terjadi padaku. Aku bahkan setiap saat melihatnya begitu tersiksa dengan keadaanku. “ Jika aku bisa , aku pasti akan rela bertukar tubuh denganmu saat ini Jihyun. Aku lebih tenang jika aku saja yang mengalami semua ini, asalkan jangan kau. Aku sangat mencintaimu Nam Jihyun, Jeongmal Saranghae “ Kata-kata yang akan setia menemaniku setiap malam. Soo Hyun oppa setiap hari selalu menenangkanku dengan kalimat-kalimat itu. Walau terdengar sangat miris di telingaku atau dihatinya. Tapi hatiku rasanya tenang, damai. Soo Hyun oppa ternyata benar-benar mencintaiku. Hingga rela bertukar keadaan jika tuhan mengijinkan. Tapi aku yang tidak rela. Aku bahkan berterimakasih kepada tuhan, bahwa bukan Soo Hyun oppa yang mendapat anugrah ini, melainkan aku. Aku tidak akan rela menukar keadaan ini jika dengan dirinya. Aku yang tidak akan rela melihatnya dalam keadaan seperti ini. Aku mau bertukar keadaan jika dengan seseorang yang sudah tidak membutuhkan kehidupan di dunia ini, orang yang putus asa yang tidak bisa menerima kenyataan hidup yang sudah dilukiskan oleh yang maha kuasa. Bukan Soo Hyun oppa, yang masih butuh kehidupan yang panjang. Demi keluarganya, eommanya, adiknya, dan orang-orang yang dia cintai dan mencintainya, termasuk aku. Biarlah aku menerima semua kenyataan ini dengan lapang dada … tuhan pasti akan memberikan masa depan yang layak kepada mereka semua, orang-orang yang aku cintai dan mencintaiku. Dengan menukar masa depan yang seharusnya aku lalui … aku rela …

Tuesday, 14 June 2011

Hari ini adalah puncak dari segala penderitaan yang aku alami. Nafasku sesak. Seluruh tubuhku tidak bisa digerakkan, kepalaku sakit sekali seakan seluruh komponen didalamnya terbekukan, jantungku sakit sekali hingga ruang detaknya seakan hanya mencapai 2/3 kali detakan per 5 detik, leherku seperti tercekik sesuatu di rongga paling dalamnya, aku ingin berteriak namun mulutku hanya bisa terbuka selebar mungkin tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Ini benar-benar akhir dari hidupku. Dokter, suster, eomma, Kiseop, Min Young, dan Soo Hyun oppa semuanya berkumpul di ruanganku. Dengan keadaan khawatir semua panic. Sepertinya tubuhku kejang, dokter mengeluarkan sepasang alat yang biasa aku lihat di TV. Dengan cepat ia menempelkannya di dadaku, tersentaklah aku. Itu alat beraliran listrik. Mungkin dengan ini bisa menormalkan lagi detak jantungku, yang sepertinya sudah terkena kanker ganas ini. Namun semakin lama dokter mencobanya pada setiap inchi tubuhku, aku semakin tiada berdaya. Aku semakin lemah. Aku semakin tidak bisa berbuat apa-apa. Sampai-sampai aku hanya bisa meliat kejadian tragis ini. Eomma menangis tersendak-sendak, Kiseop dan Min Young juga, Soo Hyun oppa hanya menampakkan rasa khawatirnya. Namun aku tidak melihatnya menitikkan air mata seperti yang sudah-sudah. Ia hanya menyemangatiku untuk tetap bertahan sambil tersenyum. Ia berkata, “ Jihyun! Nam Jihyun! Berjuanglah jagi! Jangan tinggalkan kami Jihyun! Jangan tinggalkan kami! Hwaiting jagi! Aku mencintaimu! Jeongmal Saranghae~!! “

Aku melihat dua cahaya yang dating dati atap dinding ruangan ini, sepertinya cahaya itu tersenyum padaku. Aku sempat berpikir, apakah mereka ini adalah malaikat yang diutus oleh tuhan untuk menjemputku? Tiba-tiba cahaya itu semakin dekat dan merasuki tubuh lemahku. Aku merasa seluruh jiwaku semakin sakit dengan ini semua. Aku mulai tak sadarkan diri … dan … ek … aku pun tiada.

Satu hal yang aku syukuri setelah kepergianku ini, untung aku sempat menyatakn perasaanku yang sebenarnya kepada Soo Hyun oppa. Bahwa aku mencintainya. Aku benar-benar mencintainya. Soo Hyun oppa, terimakasih  atas cinta tulusmu selama ini. Aku tidak bisa membalasnya. Aku hanya bisa mendoakanmu, semoga kau mendapatkan pengganti yang lebih baik dariku. Yang lebih-lebih mencintaimu. Yang lebih kau cintai. Dan berbahagialah kau bersama orang yang kau cari itu. Aku mencintaimu selalu. Saranghae … Dan untuk eomma, walaupun aku tidak bisa selalu bersamamu eomma … aku sangat-sangat mencintaimu. Kaulah yang pertama yang selalu berada disampingku selama ini, yang membesarkanku. Yang memberikakasih sayang yang lebih dari cukup, dan bisa dikatakan tidak bisa hitung dengan uang. Aku berjanji akan selalu menjagamu dari atas sini. Akan selalu memberikanku keselamatan. Jangan lupa doakan aku eomma. Agar aku tenang di alam sini. Kiseop, Min Young … kalian adalah sahabat-sahabat yang benar-benar aku cintai. Aku bahkan menganggap kalian adalah bagian dari keluargaku. Terimakassih atas kasih sayang, kebersamaan, kegembiraan, kesedihan, dan kerjasama kalian selama ini. Aku mencintai kalian semua.  Terimakasih semuanya. Selamat tinggal … kalian tidak perlu mencemaskanku. Aku sudah tenang di sini. Aku sudah bertemu dengan appamu Soo Hyun oppa, dia bilang bahwa kau memang benar-benar anak yang berbakti dan bertanggung jawab terhadap keluarga. Aku bangga memilihmu sebagai salah satu yang aku banggakan, yang aku cintai. Dan eomma, aku sudah bertemu appa. Appa benar-benar merindukanmu di sini sepertiku. Appa bilang bahwa appa dan aku akan selalu tinggal di dalam hatimu walau kami sudah pergi. Di sini, di alam ini …



Tidak ada komentar:

Posting Komentar