Clock



I made this widget at MyFlashFetish.com.

v

Sabtu, 28 Mei 2011

SORRY SORRY (Chapter 2)






Cast:

Sari 린정  =>> Choi Rin Rin


Lee Donghae  Super Junior

Cho Kyuhyun Super Junior




“mwo..?? chinca eomma..?? aku mendapatkan giliran minggu depan..??” kataku bersemangat, aku tidak bisa menutupi perasaanku yang sangat bahagia.

“ne chagiya, eomma mendapat kabar dari rumah sakit kalau sudah ada donor mata untukmu” nada suara eomma juga tak kalah semangatnya dariku.

“eomma, bukankah giliran aku mendapatkan donor mata diperkirakan tahun depan kenapa tiba-tiba menjadi minggu depan..??” aku penasaran.

“molla, mungkin ada orang yang mengundurkan diri jadi giliranmu dipercepat”

“tapi itu terlalu cepat. Dari tahun depan menjadi minggu depan” gumamku masih heran.

“harusnya kau bersyukur, tidak perlu tanyakan itu. Ini jawaban dari tuhan setelah bertahun-tahun kita menunggu giliran matamu di operasi. Ngomong-ngomong sebaiknya kau hubungi Donghae, dia pasti tak kalah bahagianya” usul eomma di akhir kalimat. Aku hanya membalasnya dengan anggukan dan pergi mendorong kursi rodaku sendiri kearah tempat biasanya menaruh telpon.

Aku memencet beberapa nomor. “yoboseyo oppa” sapaku, begitu telpon tersambung.

“yoboseyo chagi. Yojeum ottoke jinaessoyo..?? *apa kabarmu akhir2 ini..??*” jawabnya dengan Tanya. Entah kenapa sejak terkena flu enam bulan yang lalu suara oppa tidak pernah berubah lagi seperti semula. Sering aku tanyakan padanya, kenapa suaranya berbeda. Tapi dia selalu menjawab kalau tidak ada masalah dengannya. Kadang aku juga berfikir kalau itu hanya perasaanku mungkin karena aku terlalu merindukannya. Lagipula tidak ada yang berbeda dari caranya menyapaku, memanggilku, dan bicara padaku. Hanya soal suara, itu bukan alasan yang bagus untuk curiga padanya. Sudah kuputuskan aku tidak akan mengungkit masalah itu lagi.

“jar jinaessoyo oppa” jawabku

“nanuen jongmal bogoshipeuyo” katanya di seberang sana.

Aku terkekeh. “na ddo oppa. Tapi aku membawa berita bagus” sahutku.

“chinca..?? berita apa chagi..??” tanyanya bersemangat.

“minggu depan aku sudah mendapatkan giliran operasi mata. Awalnya aku kaget giliranku dipercepat. Tapi bukankah itu berita bagus. Sesuai janji oppa dulu, oppa akan menjadi orang pertama yang kulihat begitu mataku terbuka. Sudah saatnya aku menagih janji oppa”

“arasso, oppa akan menepati janji” jawabnya, terdengar nada khawatir dari suaranya.


“oppa” panggilku memastikan

“ne chagi” jawabnya singkat.

“gwenchana…???”

“gwenchana. Pokoknya nanti kau harus siap. Kokjong hajima” katanya kembali seperti biasa.

“arasso. Itu sudah pasti. Sudah dulu ya oppa, eomma sudah menungguku. Saranghae” aku tersenyum lega setelah berbicara dengannya.

“na ddo saranghae chagi” jawabnya, lalu telpon kami teputus.



Sudah seminggu yang kulewati setelah operasi berlangsung. Hari ini dokter akan membuka perban mataku. Perasaan khawatir bercampur senang. Khawatir kalau operasi ini tidak berhasil dan khawatir kalau Donghae oppa tidak menepati janjinya. Tapi juga Senang begitu menyadari kalau sebentar lagi aku bisa melihat dunia kembali setelah 4 tahun aku merasakan gelapnya dunia.

Suara langkah beberapa orang terdengar jelas tanpa penghalang di telingaku. Dadaku semakin berdegup kencang.

“apa kau sudah siap..??” Tanya seorang dokter padaku. Aku mengangguk pasti.

“jangan tegang, karena itu akan mempengaruhi saraf matamu, perbanmu akan segera dibuka” jelas dokter itu padaku. Lagi-lagi aku mengangguk, menarik nafas panjang mencoba untuk menenangkan diri.

Perlahan-lahan perban yang melingkar di depan mataku semakin mengendur dan akhirnya kelopak mataku bisa merasakan hembusan angin.

“sekarang buka matamu pelan-pelan. Jangan terburu-buru karena matamu perlu menyesuaikan diri” perintah dokter padaku. Aku menurutinya tanpa pikir panjang. Perlahan kubuka mataku. Awalnya hanya cahaya putih yang kulihat tapi lama-lama aku bisa melihat warna-warna disekitarku.

Sesosok namja tampan berdiri di depanku, ekspresinya datar apakah mungkin dia Donghae oppa . aku menolehkan sedikit kepalaku kea rah samping, disana juga ada eomma yang selama ini menyayangiku. Dia tersenyum lembut ke arahku.

“eomma” gumamku lirih

“ne” sahut eomma lembut

“aku sudah bisa melihat lagi. Apakah dia Donghae oppa…??” tanyaku pada eomma sambil menoleh kearah namja itu. Eomma diam, namja itu menghampiriku.

“apa kau mengenaliku..??” dia tersenyum simpul padaku.

“Donghae oppa..??” aku terlalu bahagia melihat namja tampan yang selama ini menjadi malaikatku. Ternyata dia menepati janjinya. Saking terharunya aku merasakan cairan bening jatuh membasahi pipiku.

“kau masih sama seperti dulu, mudah sekali terharu. Aku datang untuk menepati janji.” Dia membelai rambutku.

Aku mendongak agar bisa melihat wajahnya lebih jelas. “oppa pernah berjanji akan membawaku ke pantai. Apakah janji itu masih berlaku..? aku ingin sekali kesana” kataku padanya.

Pandangannya menerawang. Entahlah. Aku tidak bisa menebak apa yang dipikirkannya. “jika itu mau mu, oppa akan membawamu kesana besok. Tapi kau harus siap” jawabnya. Aku mengangguk yakin, membayangkan betapa hari esok akan menjadi hari yang menyenangkan.

“apa oppa tau” kataku mengawali setelah kami terdiam untuk beberapa saat menyaksikan anugrah tuhan.

“mwo..??” tanyanya

“bahkan pantai ini lebih indah dari yang pernah kubayangkan” jawabku, masih memandang lurus kearah lautan tanpa batas. Aku menoleh ingin melihat ekspresi wajahnya, lagi-lagi suatu ekspresi yang tidak bisa ku tebak bahkan di mataku ekspresi itu tergambar kesedihan, tapi kuharap itu hanya perasaanku. “oppa jongmal gamsahamnida” gumamku lirih, kurasa dia tidak mendengarnya, karena tidak ada respon darinya. Pandangannya masih tertuju ke lautan aku memperhatikannya, hingga dia menyadari tatapanku.

“Rin Rin Mianhae” bisiknya sambil menunduk. Sebenarnya aku tidak jelas mendengar ucapannya, mungkin itulah yang di ucapkannya. Aku heran, dia sudah membuatku bahagia sampai detik ini, bagaimana bisa dia mengucapkan kata ‘mianhae’. Apa mungkin membuatku bahagia adalah sebuah kesalahan.

Dia merogoh tasnya mengambil sesuatu. “bukalah” perintahnya sambil memberikan sebuah kotak padaku. Dengan heran aku menuruti perintahnya membuka kotak itu, dan isinya adalah selembar kertas yang terlipat.

“oppa ini apa” tanyaku.

“bacalah dan kau akan mengerti nanti” tatapannya padaku sangat hangat hingga aku tidak ada alasan untuk menolak permintaannya. Aku membuka kertas itu dan mulai membaca.

Hai nae chagiya Choi Rin Rin……

Mungkin setelah membaca ini kau tidak akan sudi aku panggil chagiya. Begitu banyak kesalahn yang kuperbuat padamu Rin Rin. Entah, aku tidak tau apakah kesalahan ini masih bisa dimaafkan atau tidak.
Choi Rin Rin, nanuen jongmal bogoshipeuyo..
Lebih dari enam bulan aku tidak pernah bicara dan tak bisa bicara lagi denganmu. Selama ini yang sering bicara menelponmu memang bukan aku, tapi namja bernama Cho Kyuhyun yang sedang bersamamu saat ini.
Rin Rin saranghae. Kureunde mianhaeyo, karena aku tidak bisa menjaga cinta ini tetap utuh. Ada yeoja lain yang juga mengisi hatiku. seorang yeoja yang kurang beruntung, dia menderita penyakit kanker otak dan dokter memvonis hidupnya hanya tinggal beberapa bulan saja. Karena itu aku menyuruh Kyuhyun untuk menggantikanku. Aku tidak bisa meninggalkannya di saat detik-detik terakhir hidupnya.
Ternyata vonis dokter itu benar, beberapa hari sebelum aku menulis surat ini, dia telah di panggil oleh yang maha kuasa.
Aku sungguh bersalah padamu Rin Rin, aku minta maaf. Kalau perlu aku rela bersujud dihadapanmu agar kau memaafkanku.

Donghae oppa

Tanganku bergetar memegang suat itu, mataku panas. Tidak kesangka ternyata firasatku selama ini benar. Aku tidak begitu marah kalau selama ini Donghae oppa mencintai yeoja lain, karena aku bisa merasakan bagaimana perasaan yeoja itu ditemani oleh sosok namja baik hati seperti Donghae oppa, sebagaimana perasaanku selama ini.

Tapi yang membuatku benar-benar marah dan tak habis pikir adalah dia tega membohongiku bahkan tidak menepati janjinya untuk menjadi orang pertama yang kulihat.

“dia tidak menepati janjinya” gumamku masih dengan suara bergetar menahan luka hati yang mendalam.

“aku disini untuk mewakilinya menepati janji padamu” jawab namja yang ternyata bernama Kyuhyun itu.

“aku tidak butuh diwakilkan. Aku ingin dia…” kataku terpotong dengan suara meninggi. Aku tak sanggup meneruskan kata-kataku, tapi Kyuhyun sama sekali tak menyela dan masih menungguku untuk meneruskan kata-kataku. “dia yang berjanji untuk jadi orang pertama yang kulihat, untuk mengajakku ke pantai, bahkan dia bilang di surat itu dia rela bersujud di hadapanku agar aku memaafkannya. Tapi kemana dia..?? kenapa dia tidak melakukan satu pun janjinya itu..??” kali ini aku merasakan cairan bening dengan leluasa melintasi pipiku.

“kau salah” jawab Kyuhyun dengan ekspresi serius, keudia dia meneruskan kata-katanya. “Donghae sudah memenuhi segala janjinya, dia tidak perah lupa akan janjinya padamu. yang dia lakukan lebih dari sekedar bersujud dihadapanmu. Dari awal kau membuka matamu, Donghae ada di dekatmu, yaitu di dalam hatimu bahkan sekarang dia sudah menyatu di tubuhmu” jelas Kyuhyun panjang lebar padaku.

Aku sungguh terkejut mendengar ucapannya. “apa maksudmu…???” tanyaku dengan suara bergetar.

Cho Kyuhyun POV’s

“apa maksudmu..??” katanya dengan airmata berlinang dan suara bergetar. Sebelumnya aku sudah menduga kata itu yang akan keluar dari bibirnya. Sejujurnya aku tidak tega kalau harus menceritakan semuanya. Tapi biar bagaimana pun dia berhak tau tentang kejadian itu.

“mata itu adalah mata Donghae” aku mengawali cerita dengan hati-hati namun terdengar mantap, sedangkan tanggisnya semakin menjadi-jadi sambil sesekali sesegukan. Terpancar siluet  kepedihan dari mimic muka dan tatapan matanya.

“surat itu dia tulis 3 hari setelah Kim Young Min meninggal dan seminggu setelah Donghae akhirnya mennyusul Young Min karena kecelakaan yang dialaminya saat ingin mengirimkan surat itu padamu. Sebelum dia meninggal, dia berpesan agar matanya diberikan padamu.” Kulihat wajahnya semakin pucat begitu mendengar penjelasan dariku seakan tak ada darah yang mengalir di wajahnya. Kali ini tak ada lagi air mata yang keluar dari matanya, yang ada hanyalah tatapan kosong penuh kesedihan dari muka pucatnya.

Aku masih menunggunya berbicara, namun sedikit pun dia tidak mengeluarkan suara apapun bahkan tak bergeming dari posisinya. Aku benar-benar tak tega melihatnya. Ingin rasanya aku menyentuh bahunya bermaksud menenangkan parasaannya tapi niat itu aku urungkan, takut kalau sentuhanku akan semakin memperburuk keadaan.

Aku masih memperhatikannya. Namun tiba-tiba tubuhnya lemas dan terjatuh ke bahuku. Choi Rin Rin pingsan, tubuhnya dingin. Aku buru0buru melepaskan blazer yang kupakai dan menyampirkannya di tubuh Rin Rin. Kali ini tanpa ragu aku mendekap tubuhnya yang lemah berharap dia akan beik-baik saja setelah ini.

“mulai sekarang aku akan menjagamu menggantikan Donghae, aku tidak akan menyakitimu karena aku tidak ingin melihatmu seperti ini lagi. Selama enam bulan ini aku juga telah jatuh cinta padamu Choi Rin Rin. Donghae bantu aku untuk menghilangkan perasaannya yang terluka”



2 tahun kemudian


Choi Rin Rin POV’s

Suara tepuk tangan menggema di seluruh studio begitu aku mengakhiri permainan pianoku yang sekalian menjadi penutup konser tunggalku. Aku tersenyum bahagia melihat penonton yang begitu tekesan dengan permainanku.

Seseorang memberikanku setangkai bunga mawar saat aku menuruni panggung kembali ke backstage. Aku mengambil bunga itu dengan senyum masih mengambang di bibirku.

“gomawo” katanya membalas semyumanku.

 “gomawo untuk apa..?? harusnya aku yang mengucapkan itu, karena oppa sudah memberikan bungan yang cantik untukku.” Jawabku

“gomawo karena kau sudah memainkan nada yang indah, dan satu lagi” katanya sambil mencari-cari sesuatu di kantong celananya
“nach ini dia ketemu” dia bergumam pada dirinya sendiri dan itu sekitik membuatku terkekeh.

Dia berdeham beberapa kali sebelum mulai bicara lagi. “Choi Rin Rin, would you marry me..??”  katanya, itu mampu membuatku terharu.

“yes, I do Kyuhyun oppa” aku tersenyum ikhlas padanya. Dia langsung meloncat-loncat kegirangan begitu mendengar jawabanku.

“Huh.. dasar tak romantis” komentarku, dia tertegun.

“arasso.. ini kan yang kau harapkan” dia langsung memeluk tubuhku, aku menenggelamkan kepalaku di dadanya.

Ya. Sekarang Kyuhyun oppa adalah masa depanku, dia yang membuatku bangkit selama 2 tahun ini, aku sangat mencintainya. Tapi aku tak pernah lupa pada Donghae oppa, bagaimana pun dia pernah menjadi bagian dari hidupku.


THE END


Cre :: Yhayank Joonbee'kyujong-changmin CassieTriples


Tidak ada komentar:

Posting Komentar