Clock



I made this widget at MyFlashFetish.com.

v

Sabtu, 28 Mei 2011

SORRY SORRY (Chapter 1)



Cast ::

Sari 린정  =>> Choi Rin Rin

Lee Donghae  Super Junior

Cho Kyuhyun Super Junior


Aku tersenyum puas begitu jari-jariku berhasil menari-nari dengan sempurna di atas tuts-tuts piano dan menghasilkan nada-nada yang indah.

“chagiya, permainanmu sempurna sekali” seseorang di sampingku juga berpendapat yang sama. Aku tersenyum.

“baiklah, oppa akan memberimu hadiah” katanya bersemangat sambil menuntunku duduk di kursi roda yang sudah menjadi singgasanaku bertahun-tahun.

“oppa akan membawaku kemana..??” Tanya ku ingin tahu.

“rahasia” jawabnya singkat aku tau dia sengaja tidak memberi tahuku. Dia terus mendorong kursi rodaku sambil sesekali berbelok.

Merasa tak asing lagi aku langsung mengemukakan tebakanku. “aku tau arah ini, oppa akan membawaku ke taman belakang rumah kan..??” aku tersenyum menang, yakin kalau tebakanku tak akan meleset.

“ternyata kau sudah hafal arahnya” katanya sedikit lemas. “tapi kau tak akan bosan dengan hadiahku kan chagi..??” lanjutnya lebih bersemangat.

“ani oppa.. aku malah selalu menunggu hadiahmu ini, memangnya oppa ingin membacakan cerita apa untukku..??” kataku tak kalah bersemangat, tapi detik berikutnya aku merasakan angin berhembus lembut menyentuh kulitku, bau wangi rumput-rumput hijau menyapa indra penciumanku, semua ini sudah terekam jellas di otakku. Aku selalu menyukai tempat ini apalagi saat bersama dengannya. Bagiku ini adalah suatu kegembiraan yang luar biasa.

“kita sudah sampai” aku berbisik pada diriku sendiri.


“kau benar, kau selalu bisa menebak dengan tepat” jawabnya sambil menuntunku duduk di bangku taman.

“oppa jongmal gomawoyo. Aku tau mungkin aku hanya bisa ke taman belakang rumah ini, tapi kau selalu membuatku bahagia” kataku lirih setelah duduk di bangku taman.

“kau selalu saja cepat terharu. Oppa berjanji setelah pulang dari Jepang nanti oppa akan membawamu ke pantai. Kau bisa membayangkan pemandangannya yang indah kan chagi..??” dia menghapus airmataku dan menarikku ke pelukannya.

“aku ingin oppa menceritakan kisah snow white” aku mencoba untuk biasa sambil melepaskan diri dari pelukannya.

“mulloniji, aku akan bercerita untukmu” jawabnya. Dari nada bicaranya aku bisa membayangkan kalau dia sedang tersenyum manis sekali.

Lee Donghae. Donghae oppa, begitulah aku sering memanggilnya. Dia adalah kekasihku selama setahun ini. Entah apa yang membuatnya tertarik pada gadis buta sepertiku. Tapi yang kurasakan selama ini kasih sayangnya yang tulus terhadapku. Dia bagaikan bintang di malamku yang gelap, sangat berharga. Entah terang, entah gelap semua itu sama dalam penglihatanku satu yang kurasakan saat bersamanya, cahayanya terang menerangi hatiku. aku ingat sekali takdir seperti apa yang mempertemukan kami. tiga tahun yang lalu, dimana sebuah kecelakaan menrenggut penglihatanku, hidupku saat itu seperti tidak ada gunanya semua yang kumiliki sirna dan pergi begitu saja. Kecuali eomma. Eomma melakukan apa pun untuk membuatku kembali ceria sampai dia mencarikanku guru piano privat yang tak lain adalah Donghae oppa. Tapi hari ini aku harus melepaskannya pergi untuk melakukan study di Jepang. Satu harapanku, suatu saat nanti aku bisa mlihat bagaimana wajah dan sosok orang yang telah menjadi malaikatku ini.

“dan akhirnya mereka hidup bahagia..” Donghae oppa mengakhiri ceritanya.

“happy ending. Apa aku juga bisa mendapatkan akhir cerita yang happy ending seperti itu..??” komentarku dengan pertanyaan.

“oppa percaya kau akan mendapatkannya. Karena kau adalah yeoja baik-baik” jawabnya. Seyumku merekah.

“ternyata kalian masih disini. Bukankah Donghae harus berangkat sekarang” tiba-tiba eomma menyela. Aku sama sekali tak menyadari kedatangan eomma bahkan mendengar langkahnya sekalipun.

“ne sukmo” jawab Donghae oppa pada eomma, itu membuatku sedih. Ya, Donghae oppa sengaja datang ke rumah ku sebelum dia pergi ke Jepang untuk salam perpisahan denganku mengingat aku tidak mungkin ikut mengantarnya ke bandara.

“chagiya, jaga dirimu baik-baik” kata Donghae oppa padaku. Aku hanya mengangguk seadanya.

“kau jangan sedih begitu. Kau tidak ingin oppa berat meninggalkanmu kan..?? selama di jepang oppa akan terus menghubungimu” lanjutnya seakan mengerti dengan kekhawatiran yang sedang melandaku.

Aku mengangguk. “tapi bolehkah aku meminta dua hal pada oppa..??” kataku selanjutnya.

“aku ingin oppa berjanji, saat aku bisa melihat nanti oppa harus jadi orang pertama yang ku lihat”

“ne, oppa berjanji” jawabnya tegas, “lalu apa permintaanmu yang kedua..??” Tanya Donghae oppa.

“bolehkah aku menyentuh wajah oppa..??” aku meminta dengan ragu-ragu.

“mulloniji chagi” Donghae oppa berlutut di depanku dan mengarahkan tanganku diwajahnya. Perlahan tanganku mulai menyusuri wajahnya yang mulus. Aku akan selalu mengingatnya. Menit berikutnya aku buru-buru menarik tanganku dari wajahnya, takut aku tidak ingin melepaskannya lagi. Dan itu berhasil membuatnya heran dengan tingkahku.

“waeyo chagi..??” tanyanya heran melihat tingkahku yang tiba-tiba menarik tanganku.

Aku mencoba tersenyum meskipun sulit, kerena aku tidak boleh membuatnya khawatir. “oppa cepat pergi, nanti oppa terlambat”

“ne” jawabnya sambil bangkit dan mencium pangkal kepalaku. “ingat pesan oppa tadi” aku mengangguk meyakinkannya. Tak lama kemudian aku mendengar langkah yang semakin menjauh. Angin seakan menusuk hatiku yang kosong.



Aku sedang menghirup udara segar disini. Taman Belakang Rumah, tempat dimana Donghae oppa sering membacakan berbagai cerita untukku.

“Rin Rin ada telpon dari Donghae” tiba-tiba saja suara eomma memecahkan lamunanku. Eomma memutar arah kursi rodaku bermaksut mengantarku untuk menyambut telpon, tapi aku menahannya.

“waeyo chagiya..??” Tanya eomma lembut yang heran dengan sikapku barusan.

“eomma, aku ingin menjawab telponnya disini saja” jawabku tanpa bergerak sedikitpun.

“baiklah, eomma akan ambilkan telponnya” jawab eomma, lalu dia pergi meninggalkanku.

Tak butuh waktu lama bagi eomma mengambilkan telpon untukku. Setelah dia memberikan telponnya padaku, dia kembali meninggalkanku. Eomma yang baik, mengerti kalau aku juga mempunyai privasi yang tidak harus selalu diketahui olehnya.

“yoboseyo” kataku mengawali.

“yoboseyo chagiya” jawab seseorang dari seberang sana.

“apa benar ini Donghae oppa?” aku ragu setelah mendengar suara itu. Suara yang tidak seperti biasanya aku dengar. Meskipun aku buta, tapi setidaknya tuhan memberikanku indra lain yang lebih peka dari orang normal sebagai gantinya.

 “hah… kenapa kau tanyakan itu. Tentu saja aku Donghae” katanya agak sedikit gugup, mungkin dia tidak mengira sebelumnya kalau aku akan menanyakan hal ini.

“oohh… mianhae oppa. Aku hanya merasa suara oppa berubah. Oppa gwenchana..??”

“ne, gwenchana chagi. Wajar kalau kau merasa suara oppa sedikit berubah karena oppa sedang terkena flu” jawabnya. Ada apa denganku?? Tentu saja yang sedang bicara ini adalah Donghae oppa, tapi entah mengapa aku merasa asing. Ah mungkin karena oppa sudah seminggu tak menelponku apalagi dia bilang kalau dia sedang flu.



To Be Continue


Cre ::  Yhayank Joonbee'kyujong-changmin CassieTriples


Tidak ada komentar:

Posting Komentar